Sampai satu bulan empat belas hari semenjak terakhir dia
meninggalkan aku, belum juga kudapatkan kesempatan untuk bertemu. Sehingga di
keluasan cakrawala hati dan perasaan, aku serasa terasing bagaikan rembulan
redup di malam tiada berbintang. Kesepian jauh di langit tinggi tanpa ada
sesuatu yang bisa kugapai untuk menemani. Hanya lingkupan kabut pikiran
menyelimuti diriku yang semakin hanyut dalam kegelapan. Yang membuatku
tenggelam di kedalaman harapan yang selalu memaksaku untuk mendamba secercah
sinar penerang kalbuku. Cahaya itu adalah pelitaku, dan pelita itu adalah dia,
yang tersekat dalam batas ruang dan waktu.
Ternyata memang benar apa yang selama ini pernah kudengar bahwa
kita akan menyadari betapa terkasihnya seseorang di kala kita telah berjauhan
dengannya. Karena semenjak kepergian dia, aku merasa kehilangannya. Setiap saat
kutemukan getar kerinduan di sudut hatiku, setiap saat kusaksikan gapaian kasih
yang merengkuh dalam ketiadaan. Sehingga yang bisa kuucapkan hanyalah betapa
aku sangat menyayangi dia.
Hingga pada suatu hari di akhir Februari yang sendu, dimana dia
menjanjikan mau datang ke rumahku, guna memenuhi harapan yang kumohonkan dalam
pinta. Kunanti dirinya dengan golakan rasa rindu yang menggoncangkan jiwa.
Penungguan yang bertemankan lembaran mendung di lengkungan langit,
menggelisahkan hatiku antara harap dengan cemas.
Sampai guyuran hujan membasahi pelataran gersang muka bumi.
Kedatangannya yang kutunggu tiada kunjung tiba. Maka luruhlah harapanku,
mengiringi tumpahan air dari lazuardi berselimutkan kabut, menggenangi hatiku
yang menggelepar di bawah kaki keputusasaan. Sehingga kubaringkan tubuhku
dengan kalbu yang tanpa harapan, yang telah mengantarku terlelap melupakan
kenyataan.
Namun disela menipisnya kesadaranku, lapat-lapat dari jauh kudengar
suara ketukan. Gerakan refleks membawaku bangkit, tetapi aku serasa bermimpi,
karena dari balik kaca jendela dengan jelas kulihat dia. Kucoba menggosok mata
untuk meyakinkan ini bukan mimpi, tetapi keberadaannya memang nyata. Dalam
balutan baju hujan dia berdiri di bawah payung peraknya.
Kukuakkan pintu menjemputnya masuk. Dengan tangan
gemetar kubukakan jas hujannya yang sewarna payung, kuusap keningnya yang
keciprat air. Kutatap baju ketat tanpa lengan memadukan biru dengan kuning dan
celana jeans menyentuh lantai membentuk tubuh indahnya. Seakan kudapatkan
kembali pesona pertama dari wajahnya yang kurindukan.
Disaat kuminta duduk, dipilihnya sisi tempat tidur di kamarku.
Akupun duduk dengan ta’zim disampingnya, berharap agar mata surga di langit
biru menjadi saksi drama kami, sewaktu dia lontarkan tanya “Ada apa?” terhadap
permintaanku untuk kedatangannya.
Ingin rasanya aku berucap mengantar kata, bahwa aku sangat
mencintainya, dan aku menyayangi dia, sehingga aku merindukannya. Rindu akan
wajah cantiknya, akan senyum manisnya, akan segala apa yang ada padanya.
Namun sergapan perasaan yang menggetarkan telah membuatku
kehilangan kata-kata untuk bicara. Dan yang terkatakan hanyalah tentang ‘begitu
lamanya kami tak berjumpa’.
“Sebenarnya aku sudah tak mau untuk ke sini. Kalau memang tidak
ada apa-apa, sekarang aku mau pulang. Mungkin kita tak perlu lagi untuk
bertemu.” Demikian yang kudengar sebagai jawabnya.
Desiran darahku serasa terbang, membuat tubuhku seolah ringan
bagaikan kapas, mendengar rangkaian kata-katanya. Aku tidak tahu dari mana
bersumbernya pengaruh itu. Namun rasa rinduku telah mengundang keharuan dan
perasaan memilikilah yang membangkitkan rasa sedihku.
Lalu kulihat dia berdiri, ditepisnya gapaian tanganku yang coba
untuk menahannya. Kemudian langkah gemulainya mengayun menuju pintu kamarku.
Kulepas kepergiannya dengan tangis dan air mata. Kuiringi dengan
perasaan yang tak pernah bisa kumengerti. Kudahului dia keluar guna
mengantarnya untuk terakhir kalinya, bagaikan orang mengantar keranda ke tempat
peristirahatannya. Dan aku menekuri dinding dengan isak kesedihan orang yang
kehilangan <tunggu aku di hatimu "selalu">


bagus ko' tulisannya,, gaya bahasanya juga mendukung
BalasHapus:)
BalasHapusmakasih atas komentarnya ,, ikuti terus my blog ya :)